Home | » | Internasional |
Indonesia Lemah Berhadapan dengan Australia
ALBERT R. | Kamis, 09 Januari 2014 | 14:42 WIB
#INTERNASIONAL

BACA JUGA
- Peneliti di Inggris Temukan Obat Baru untuk Penderita Kanker
- Kunjungan Bersejarah Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab
- Imam Besar Al-Azhar: Rangkul Saudara dan Saudari Kristen, jangan Gunakan Istilah Minoritas
- Jadwal Siaran Langsung Piala Dunia 2018, Fase Grup 14-28 Juni
- Israel Larang WNI Masuk, KWI : Umat Katolik Dirugikan
Kupang,Flobamora.net - Pemerhati Masalah Laut Timor, Ferdi Tanoni, menilai Pemerintah Indonesia terlalu lemah berhadapan dengan Australia terkait masuknya kapal perang angkatan laut negara benua itu ke wilayah perairan Indonesia, meskipun dengan dalih mengusir para pencari suaka atau imigran gelap masuk ke wilayah mereka.
"Kita tidak minta TNI berperang dengan Australia, tetapi pemerintah harus bersikap tegas terhadap
angkatan laut negara itu yang jelas-jelas telah melanggar kedaulatan Negara Kesatuan Repiblik
Indonesia (NKRI)," kata Tanoni di Kupang, Kamis (09/1).
Menurut Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat ini, dalam sebulan terakhir ini angkatan
laut Australia sudah dua kali melintasi wilayah peraiaran selatan Idonesia tepatnya di selatan Pulau
Rote, dengan alasan mengusir imigran kembali ke perairan kita.
Ini, kata dia, jelas-jelas sebuah penghinaan terhadap Indonesia padahal di perairan selatan Pulau
Rote ada pos penjaga perbatasan yang selalu melakukan patroli rutin menjaga wilayah perairan selatan Indonesia dari provokasi negara asing.
"Kita tentu sangat terkejut setelah mendapat pengakuan para pencari suaka yang menunjukkan GPS
kepada tentara Australia bahwa mereka sudah masuk terlalu jauh ke perairan Indonesia, namun tentara Australia itu tidak peduli," paparnya.
Ihwal masuknya kapal perang Australiake perairan Indonesia, kata dia, terjadi dua kali. Pertama pada
kahir Desember 2013 lalu, saat mereka mengusir sekitar 47 pencari suaka asal Somalia dan beberapa
negara Timur Tengah.
"Yang kedua terjadi pada 6 Januari 2014 lalu, tiga kapal perang Australia juga masuk lagi ke
perairan Indonesia setelah menghalau sebuah perahu motor yang mengangkut 45 imigran Timur Tengah," jelasnya.
Dua kerjadian itu, tambahnya, sudah bisa menjadi bukti bagi Indonesia melakukan protes keras
terhadap pemerintahan Australia, yang tidakj menghormati kedaulatan negara lain.*** (Ar)
"Kita tidak minta TNI berperang dengan Australia, tetapi pemerintah harus bersikap tegas terhadap
angkatan laut negara itu yang jelas-jelas telah melanggar kedaulatan Negara Kesatuan Repiblik
Indonesia (NKRI)," kata Tanoni di Kupang, Kamis (09/1).
Menurut Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat ini, dalam sebulan terakhir ini angkatan
laut Australia sudah dua kali melintasi wilayah peraiaran selatan Idonesia tepatnya di selatan Pulau
Rote, dengan alasan mengusir imigran kembali ke perairan kita.
Ini, kata dia, jelas-jelas sebuah penghinaan terhadap Indonesia padahal di perairan selatan Pulau
Rote ada pos penjaga perbatasan yang selalu melakukan patroli rutin menjaga wilayah perairan selatan Indonesia dari provokasi negara asing.
"Kita tentu sangat terkejut setelah mendapat pengakuan para pencari suaka yang menunjukkan GPS
kepada tentara Australia bahwa mereka sudah masuk terlalu jauh ke perairan Indonesia, namun tentara Australia itu tidak peduli," paparnya.
Ihwal masuknya kapal perang Australiake perairan Indonesia, kata dia, terjadi dua kali. Pertama pada
kahir Desember 2013 lalu, saat mereka mengusir sekitar 47 pencari suaka asal Somalia dan beberapa
negara Timur Tengah.
"Yang kedua terjadi pada 6 Januari 2014 lalu, tiga kapal perang Australia juga masuk lagi ke
perairan Indonesia setelah menghalau sebuah perahu motor yang mengangkut 45 imigran Timur Tengah," jelasnya.
Dua kerjadian itu, tambahnya, sudah bisa menjadi bukti bagi Indonesia melakukan protes keras
terhadap pemerintahan Australia, yang tidakj menghormati kedaulatan negara lain.*** (Ar)
-
TAG:
- politik
BERITA TERKAIT
BACA JUGA
KOMENTAR ANDA Pedoman Mengirim Komentar
0 komentar
KIRIM KOMENTAR